Rabu, 14 Desember 2011

- Apa yang membuat mahasiswa teknik elektro sering terlambat kuliah...?
+ Karena mereka terlalu banyak berpikir:argh:
Mahasiswa teknik bukan hanya belajar tentang sesuatu, tapi juga harus dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari. Berbeda dengan mahasiswa sains atau ekonomi yang lebih cenderung untuk memperkuat teori tanpa terlalu dibebani dengan pikiran tentang digunakan untuk apa sajakah teori itu nanti.

Dari awal, mahasiswa teknik sudah diserahi tanggungjawab untuk menemukan solusi atau hal baru berdasarkan teori yang telah dipelajari. Dan untuk melatih hal ini, mahasiswa teknik tidak boleh terlalu terpaku pada laboratorium. Kenapa..? Karena biasanya kondisi di lapangan tidak sama persis seperti di lab. Jadi mau tidak mau mereka harus berlatih berdasarkan kondisi riil yang ada. Untuk ini, digunakanlah alat bantu berupa apa saja yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kita ambil contoh tentang perjalanan mahasiswa menuju kampus.
Contoh pertama : Saat berjalan ke kampus dia melihat penjual baling-baling bambu.:scream:
Mahasiswa fisika murni mungkin hanya berpikir untuk menghitung kecepatan putar baling-baling tersebut. Mahasiswa ekonomi memperkirakan biaya produksi, harga jual, dan keuntungan yang didapat. Tapi mahasiswa elektro akan berpikir lebih kompleks.

Pertama : Dia akan menghitung kecepatan putar baling-baling

Kedua : Mencari tahu apakah energi gerak tersebut dapat dirubah menjadi energi listrik secara efektif

Ketiga : Memperkirakan alat-alat yang dibutuhkan

Keempat : Menghitung daya keluaran yang dihasilkan per satu baling-baling lalu mengkalkulasikan seberapa banyak baling-baling yang dibutuhkan untuk membuat PLTBM (Pembangkit Listrik Tenaga Baling-baling Mainan)

Terakhir : Memikirkan biaya produksi berikut keuntungan yang didapat jika PLTBM tersebut berfungsi. Agar nantinya PLTBB dapat direalisasikan seperti halnya PLTA, PLTU, PLTG atau PLTN.

Contoh kedua : Misalkan saat berjalan ke kampus dia berpapasan dengan wanita cantik.:galit:
Mahasiswa fisika murni akan menghitung gaya tarik-menarik yang terjadi antara dirinya dengan sang wanita kemudian mencari tahu seberapa besar gaya yang dibutuhkan agar proses tarik-menarik tersebut semakin kuat sehingga mereka dapat saling berdekatan.

Mahasiswa ekonomi tidak terlalu ambil pusing. Kampus ekonomi biasanya dipenuhi dengan wanita cantik jadi dia lebih memperhatikan anggaran biaya yang harus dikeluarkan oleh sang wanita per-bulan. Agar dia dapat memperkirakan peluang bisnis yang cocok dengan sasaran para wanita wanita cantik yang hobinya berdandan

Bagaimana dengan mahasiswa elektro..? Dia berpikir jauh lebih rumit daripada saat kasus pertama.

a. Ketika saling menatap mata dan aliran listrik terasa merambat menyetrum raga, sang mahasiswa harus menghitung besarnya energi biolistrik yang dihasilkan saat itu

b. Lalu berpikir untuk memanfaatkan energi tersebut. Yaitu dengan membuat alat untuk menyalurkan dan menyimpan energi biolistrik kedalam baterai.

c. Agar lebih fleksibel, baterai tersebut harus dapat diisi ulang tanpa harus mempergunakan charger listrik. Dia hanya perlu memegang charger sambil menatap sang wanita lalu secara otomatis getar-getar biolistrik yang diproduksi tubuh dialirkan dan disimpan kedalam baterai.

d. Selain itu dia harus bisa memperkirakan biaya produksi dan harga jual (termasuk distribusi) agar rencana tersebut dapat terealisasi dan akhirnya terciptalah sebuah PLTWC (Pembangkit Listrik Tenaga Wanita Cantik).

Yup, seperti itulah peristiwa yang dihadapi mahasiswa teknik dalam kehidupan sehari-hari baik sebelum, saat, atau setelah kuliah. Jadi harap maklum jika mereka sering terlambat. Terus terang saja, untuk memecahkan satu kasus, paling tidak perlu waktu selama beberapa puluh menit. Yang berarti bahwa mereka akan telat kuliah selama beberapa puluh menit pula. Apalagi kalau ternyata mereka harus memecahkan beberapa kasus sekaligus.
:puppyeyes:keren banget:yawn: